Jakarta – Sebanyak 147 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) Asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) gagal diberangkat ke Malaysia. Dampaknya, CPMI berbondong-bondong mendatangi kantor Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kota Mataram untuk minta penjelasan lantaran gagal berangkat pada Selasa (31/6).
Tak hanya itu, Calon PMI asal NTB terpaksa menanggung beban psikologis, mereka juga merasa dirugikan karena gagal berangkat bekerja ke Malaysia. Padahal, pesawat yang sudah dicarter perusahaan pemberi kerja di Malaysia sudah menjemput di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
Ketua Umum Garda BMI, Imam Subali sangat menyayangkan kejadian tersebut. Hal tersebut dirasa sangat merugikan para CPMI dan keluarganya.
“Disinilah pentingnya sinergitas seluruh stakeholder terkait penempatan dan perlindungan PMI kita di luar negeri”, Ungkap Imam saat dikonfirmasi pada Jumat (3/6/2022).
Imam juga meyampaikan para pemangku kebijakan terkait penempatan dan perlindungan PMI harus punya jiwa negarawan dan semangat pelayanan yang baik.
“hal ini sangat penting, sehingga tidak mengedepankan ego sektoral masing-masing institusi yang akhirnya merugikan PMI dan keluarganya “
Diketahui, 147 calon PMI dari berbagai asal ini berasal dari empat Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) perekrut. Yaitu, PT. Wira Karitas, PT. Cahaya Lombok, PT. Cipta Rejeki, dan PT. Prima Daya. Seluruh calon PMI ini rencananya akan dipekerjakan di Malaysia oleh Sime Darby.
Sesuai rencana, mereka akan diberangkatkan pagi, sekitar jam 05.00 wita dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Oleh keluarga, mereka sudah diantarkan sehari sebelumnya ke perusahaan masing-masing. Perpisahan dengan keluarga, kerabat, dan handai taulan sebagaimana tradisi masyarakat desa di Lombok, sudah juga dilakukan.