Barabai – Paham radikalisme dan khilafah kembali mencuat seiring peringatan Hari Lahir Pancasila.
Peristiwa viral dari sejumlah rombongan pengendara sepeda motor membawa poster dan bendera Khilafatul Muslimin sempat terekam di daerah Jakarta Timur, Brebes dan lainnya pada Minggu lalu.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Dalam video itu terlihat salah satu tulisan yang dibawa oleh rombongan adalah ‘sambut kebangkitan khilafah islamiyah’.
Di berbagai daerah lain di Indonesia juga terjadi agenda serupa. Konvoi pemotor sembari mengkampanyekan tentang khilafah.
Tak hanya itu, terbaru, kelompok masyarakat yang menamakan ‘Majelis Sang Presiden’ pada acara deklarasi dukungan salah satu gubernur untuk dijadikan calon presiden Republik Indonesia Periode 2024 di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (7/6) lalu, menuai kontoversi.
Pasalnya, kala itu dikibarkan bendera mirip bendara HTI, organisasi terlarang di Indonesia, berdampingan dengan bendara merah putih. Selain itu, kelompok tersebut juga mengaku merupakan sekumpulan dari eks HTI, eks FPI, hingga mantan narapidana aksi terorisme.
Menyikapi berbagai fenomena yang terjadi, Para pemuda dan masyarakat Desa Banua Asam, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan berkumpul dan tegas menyatakan sikap setia kepada Pancasila dan menolak sistem khilafah.
“Kami Forum Pemuda Desa Banua Asam, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan menyatakan setia dan mendukung Pancasila sebagai ideologi Negara Republik Indonesia”, Jumat, (10/06/2022) sore, di RM Jl.Lingkar Walangsi Barabai, HST.
Muhammad Hudalil Fanani, Ketua Forum Pemuda Peduli Desa Banua Asam dengan tegas dirinya menolak aksi dan paham- paham yang belakangan ini muncul merongrong kesatuan bangsa.
“Dan kami menolak sistem khilafah dan paham radikalisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami dukung langkah tegas para penegak hukum untuk menangkap para kelompok yang mencoba merubah ideologi bangsa ini “, pungkasnya.