Jakarta—Perubahan iklim telah mengakibatkan berbagai dampak negatif terhadap ekosistem dan kehidupan manusia. Salah satu isu yang jarang mendapat perhatian ialah penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut yang akan mempercepat tenggelamnya sejumlah titik di Jakarta.
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) DKI Jakarta Laode Kamaludin mengatakan, proyeksi terendamnya beberapa lokasi di Jakarta terjadi akibat tiga faktor utama, yakni perubahan iklim yang mengarah pada kenaikan muka air laut, laju penurunan muka tanah (land subsidence) penggunaan air tanah secara masif.
“Jika proyeksi hanya difokuskan pada akibat perubahan iklim semata, maka dampak yang dihasilkannya tidaklah terlalu berat. Tetapi jika dua faktor itu bergabung menjadi satu dan berlangsung bersamaan dan terus menerus maka akan memberikan dampak yang sangat serius. Ini bukan main-main,” kata Kamal kepada wartawan di kantor LPBI NU DKI Jakarta Sabtu (11/6/2022).
Kamal mengingatkan, dampak serius perubahan iklim tersebut mesti lekas ditanggapi dan ditanggulangi oleh semua elemen. Dia menekankan itu karena melihat belum kompaknya pemangku kepentingan di Pusat dan di DKI Jakarta soal bagaimana menanggulangi dampak tersebut.
“Kementerian PUPR merekomendasikan agar mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta. Tetapi stakeholder Pemprov DKI sepertinya masih keberatan. Jika hal semacam ini tidak diselesaikan, jelas tidak ada titik temu untuk menanggulangi ancaman Jakarta tenggelam,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipatif, LPBINU DKI Jakarta juga memperingatkan kepada pemilik apartemen serta gedung-gedung dan mall-mall di Jakarta yang masih menggunakan sumur tanah untuk beralih ke jaringan air PAM.
“Ini penting karena penggunaan air tanah secara massif oleh apartemen-apartemen di Jakarta turut menyumbang turunnya muka tanah di Jakarta,” tegas Kamal.
Menyikapi permasalahan itu, Kamal menyerukan kepada para pemilik apartemen dan mall serta gedung-gedung di DKI Jakarta untuk menghentikan penggunaan air tanah dan meminta Gubenur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta segera menindak tegas, mengingat agenda besar G20 adalah tentang isu lingkungan dan perubahan iklim dimana indonesia menjadi tuan rumah.
“LPBINU DKI akan mengundang para pemilik gedung apartemen, mall, serta gedung dan ruko bersama Pemprov DKI Jakarta mencari solusi pesoalaan penggunaan air tanah di wilayah DKI Jakarta”, pungkasnya.