“Saya saat itu hadir lengkap bersama seluruh Direksi (Pak Budi Setiarso, Pak Robino dan Pak Suntoro) serta seluruh Pejabat Tinggi Jasa Raharja”, ungkap Diding pada Rabu (23/2/2022).
Sebagai rasa hormat, lanjut diding saya mempersiapkan bahan sebaik dan selengkap mungkin untuk disampaikan kepada anggota Dewan pada rapat tersebut.
“Memang bahan paparan saya disampaikan lebih dahulu berupa print-an yang berisi point-point garis besar saja (bahan yang lengkap dan hand out dll dibawa lengkap, untuk disampaikan kepada DPR bila diperlukan)”, katanya.
Ia menceritakan, pada saat diberikan kesempatan paparan, baru menyampaikan ucapan salam hormat kepada Pimpinan Komisi XI dan anggota serta hadirin, tidak lama kemudian diintrupsi oleh Bapak Ara (mungkin pertimbangan beliau melihat materi print an yg beliau terima hanya point garis besar dianggap tidak lengkap detail) dan dipersilakan beliau untuk meninggalkan ruang sidang
“Saya taat tanpa menjelaskan apapun mengikuti peritah, sebagai rasa hormat kepada Bapak Wakil Rakyat yang sangat saya hormati dan jaga marwah tugas serta kewibawaannya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat”, tegas Diding.
Kondisi itu seluruh Direksi serta puluhan pejabat yang ikut mendampingi sangat terpukul atas ke jadian tersebut.
“Persiapan berminggu minggu dengan kerja lembur, sekejap mubazir dan saya tidak menjawab pembelaan apapun di forum sidang yg terhormat”, ujarnya.
Setelah kembali ke Kantor, Diding hanya menyampaikan kepada jajaran agar sabar & ikhlas dalam bekerja sebagai Ibadah agar suasana tetap sejuk.
“Tidak perlu mempertontonkan kegaduhan yang kurang terpuji dimata rakyat”, imbuhnya.
Diding yang mana tahun 2016 juga diangkat sebagai Dirut Perum Jamkrindo juga menceritakan peristiwa dimana Perum Jamkrindo menerima undangan rapat yang waktunya bersamaan (diundang di dua Komisi Yaitu Komisi VI dan Komisi XI).
“Sebagaimana harusnya dan rasa hormat dan taat sebagai pemegang amanah di BUMN kepada DPR, kami dan jajaran mempersiapkan bahan dengan sebaik-baiknya”, lanjutnya.